Dalam kehidupan ini, ada orang yang selalu mengeluhkan ketidaksempurnaan hidup. Kadang kala saya berpikir, kehidupan seperti apa yang paling sempurna?
Andai kata kehidupan ini adalah sebuah lukisan yang digambar dengan pensil, memperbolehkan setiap orang memiliki sebuah pensil dan penghapus dalam tangan, memperbolehkan menghapus dan mengganti bagian-bagian kehidupan yang tidak sesuai dengan keinginan mereka, menghapus jodoh-jodoh pertemuan yang tidak kita kehendaki, menghapus orang-orang serta peristiwa-peristiwa yang tidak ingin kita jumpai, kemudian bisa melukiskan kehidupan menurut gambaran yang kita pikirkan dan kita inginkan sendiri, dengan begitu kehidupan ini seharusnya adalah yang paling sempurna bagi setiap orang, tidak ada kekurangan dan tidak ada penyesalan.
Jika sungguh bisa demikian, perjalanan dalam hidup ini seharusnya adalah sebuah perjalanan hidup yang lurus dan rata, tidak berkelok-kelok dan tidak ada kesengsaraan.
Tidak perlu mengkhawatirkan diri sendiri menjumpai orang yang tidak baik budi, walaupun berjumpa dengan orang semacam ini juga tidak mengapa. Jika tidak memuaskan hati, kita boleh menghapus dan menggantinya dengan gambaran yang kita sukai. Juga masih bisa dengan sekehendak hati kita mengatur sebuah peristiwa atau perjumpaan yang tidak disengaja di suatu persimpangan jalan.
Tidak perlu mengkhawatirkan di depan perjalanan hidup kita ada jebakan atau jembatan yang sangat berbahaya, hanya dengan perlahan-lahan mengoreskan setiap penghapus di tangan, menghapus segala bahaya kesulitan dan kesengsaraan dalam perjalanan hidup. Secara wajar dan lepas bebas menggambar sebuah jalan lintasan yang indah dan lebar atau sebuah jembatan penyeberangan yang indah dan megah sesuai dengan kehendak hati kita.
Jika benar bisa demikian, maka kehidupan bagi setiap orang akan sangat indah dan sempurna. Kita setiap saat bisa mengoreksi kesalahan, bisa setiap saat mengubah kata-kata yang telah kita ucapkan, bisa setiap saat mengubah keputusan sesuai dengan kehendak hati. Kalau begini maka manusia juga akan berbuat kesalahan dengan sangat mudah, karena sudah tidak perlu mengkhawatirkan akibat dari kesalahan itu, dengan mudah sekali kesalahan itu dapat dikoreksi, tidak akan kehilangan apapun, maka kesalahan-kesalahan itu akan kerap kali kita langgar, juga bisa merajalela di dalam perbuatan kita yang bisa dilakukan sesuka hati.
Semuanya jika diperoleh dengan sangat mudah, maka manusia kemungkinan tidak akan menyayangi segala benda yang mereka miliki atau segala peristiwa yang mereka alami, oleh sebab itu perasaan kebahagiaan akan berkurang secara drastis.
Kehidupan itu sebenarnya memang penuh dengan kesulitan, kesengsaraan, dan tidak sesuai dengan kehendak hati serta tidak mudah mendapatkan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Karena itu kita baru mengejar dengan segala jerih payah, berusaha keras untuk diperjuangkan, mengucurkan keringat untuk menuai hasil panen yang banyak, maka manusia baru bisa menyayangi kebahagiaan yang tidak mudah diperolehnya itu.
Tepat karena ketidaktahuan kita terhadap langkah selanjutnya dalam hidup, rasa keingintahuan kita terhadap pemandangan selanjutnya, tidak tahu apa-apa tentang orang yang akan kita jumpai dalam hidup apakah dia teman atau lawan, barulah bisa memikat hati kita dengan gagah berani melanjutkan langkah kita dalam perjalanan hidup.
Bukan Tuhan yang pelit memberikan kita kehidupan seperti lukisan yang tergambar dengan pensil, serta bisa diha-pus dengan mudah dan digambar lagi, melainkan Tuhan ingin kita menjalani seluruh perjalanan hidup yang bagaikan teka-teki ini.
Jika ditelaah kembali setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita ini, kita baru bisa menyadari dengan jelas, segala ketidak sempurnaan peristiwa yang terjadi atas diri kita dalam kehidupan ini sebenarnya merupakan suatu pengaturan yang khusus.
Segala kesengsaraan dan kegembiraan memadati dan memenuhi perjalanan hidup kita. Asam manis pahit pedas membuat kita merasakan seribu rasa dalam kehidupan ini, maka hidup kita baru bisa menjadi mendalam, seluk-beluknya baru bisa panjang, kesemuanya ini terbentuk definisi seutuhnya dari kebahagiaan.
Sama juga, dalam dunia ini tidak ada orang yang menjual obat penyesalan, karena obat itu tidak akan bisa membawa perasaan kebahagiaan terakhir kepada kita. Obat itu hanya bisa membuat hidup kita kehilangan keindahan dan menjadi hambar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar